4 Puasa Sunnah Istimewa Sebelum Idul Adha

Puasa Idul Adha merupakan ibadah yang dilakukan sebelum hari raya kurban dilaksanakan. Menjelang Hari Raya Idul Adha, terdapat empat jenis puasa sunnah istimewa. Bila dijalankan puasa sunnah ini, akan memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Memang apa yang membuatnya istimewa? Simak keutamaan 4 puasa sunnah istimewa sebelum Idul Adha berikut ini.

1. Puasa Idul Adha Pertama: Puasa Dzulhijjah

Kalendar-Juli-Dzulhijjah-2021-1

Puasa Idul Adha yang pertama dilakukan pada 7 hari di awal bulan Dzulhijjah. Sebuah anjuran yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini berdasarkan sebuah hadits, sebagaimana yang diceritakan dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Baca Juga: Bacaan Sholat Idul Adha Lengkap dengan Arti dan Tata Caranya

Keutamaan Puasa Dzulhijjah, selain karena disunnahkan oleh Rasulullah, umat Islam yang mengamalkannya juga akan memperoleh cinta dari Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).”

Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757).

Bagi Sahabat yang ingin memperoleh cinta dari Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits di atas, dapat mengamalkan puasa Dzulhijjah yang tiba tidak lama lagi. Dan berikut ini lafaz niat puasa Dzulhijjah yang Sahabat bisa hafalkan mulai dari sekarang.

Lafaz Niat Puasa Dzulhijjah

Nawaitu shauma syahri Dzilhijjati sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala”

2. Puasa Tarwiyah, Puasa Idul Adha Hari Ke-8

Puasa sunnah tarwiyah atau arafah di bulan dzulhijjah

Masih di bulan yang sama, yaitu Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah adalah puasa Idul Adha yang dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, atau yang biasa disebut sebagai hari Tarwiyah.

Keistimewaan mengamalkan puasa Tarwiyah adalah seperti berpuasa selama setahun dan dijauhkan dari api neraka. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang berbunyi:

Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan puasa hari arafah seperti puasa dua tahun.” Hadits yang diriwayatkan Ali Al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas.

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah SAW berkata, “Tiap hamba Allah SWT yang berpuasa sehari karena Allah SWT, maka Allah SWT akan menjauhkan wajahnya dari api neraka hingga jarak 70 tahun.” (HR Muslim).

Itulah keistimewaan yang Sahabat bisa peroleh saat mengamalkan puasa Tarwiyah. Bagi Sahabat yang ingin mengamalkannya bisa menghafalkan lafaz niatnya.

Lafaz Niat Puasa Tarwiyah

Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala. 

Artinya: “Saya niat berpuasa sunah Tarwiyah karena Allah SWT.”

3. Puasa Arafah, Puasa Sunnah Hari Ke-9

Niat Puasa Arafah

Puasa Arafah dilakukan pada hari ke 9 Dzulhijjah, atau disebut sebagai hari Arafah. Pada hari itu umat Islam sedang menjalankan wukuf di Padang Arafah yang menjadi salah satu rangkaian ibadah Haji.

Bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah Haji dianjurkan untuk berpuasa pada hari Arafah. Sebab keutamaannya melaksanakan ibadah puasa pada hari itu begitu besar. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Dari Aisyah mengatakan Rasulullah SAW berkata, “Tidak ada hari saat Allah SWT membebaskan lebih banyak hambaNya dari api neraka selain pada Hari Arafah. Allah SWT mendekat, membanggakan hambaNya di depan para malaikat, dan berkata: Apa yang hambaKu inginkan?” (HR Muslim).

Puasa Idul Adha di Hari Arafah memiliki dua niat. Niat pertama bila dilafalkan pada hari sebelum berpuasa. Niat kedua dilafalkan pada saat Hari Arafah. Bagi Sahabat yang ingin mengamalkan puasa Idul Adha, berikut ini lafaz niat puasa Arafah. 

Lafaz Niat Puasa Arafah yang Diucapkan Sehari Sebelum

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati yauma Arafah lillahi ta‘ala. 

Artinya: “Saya berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Bacaan Niat Puasa Arafah yang Diucapkan Saat Memulai Hari: 

Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta’ala. 

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Arafah pada hari ini karena Allah SWT.”

4. Puasa Sebelum Berangkat Shalat Idul Adha

Perbanyak puasa di Bulan Dzulhijjah

Terakhir adalah puasa sebelum berangkat melaksanakan ibadah shalat Idul Adha. Puasa yang dilakukan tidak dilakukan seharian, lebih tepatnya menahan makan dan minum sejak subuh hingga selesai menunaikan ibadah shalat ied. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352.Syaikh Syu’aib  Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Baca Juga: Hebatnya Niat dan Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Puasa Idul Adha yang keempat adalah menahan makan dan minum, bangun tidur sampai selesai menunaikan shalat ied. Bila tidak melakukan kurban, maka diperbolehkan makan dan minum setelah shalat ied. Bila berkurban, disunnahkan untuk berpuasa sampai menyantap hasil kurbannya. Puasa yang dimaksud bukanlah puasa dari matahari terbit hingga terbenam. Sebab hukumnya haram apabila puasa satu hari penuh pada Hari Raya Idul Adha.

Rasulullah SAW bersabda: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).

Selain menunaikan ibadah puasa sunnah, jangan lupa untuk tunaikan juga ibadah kurban sebagai ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Tunaikan ibadah kurban bersama Dompet Dhuafa, klik banner di bawah ini.

Simak! Inilah Tata Cara Kurban Haji yang Tidak Boleh Terlewat

Kurban haji merupakan ibadah menyembelih hewan yang dilakukan untuk membayar dam, saat menunaikan ibadah umroh dan haji. Pelaksanaannya dilakukan bersamaan hari Raya Idul Adha. Ibadah haji adalah kewajiban umat muslim yang memiliki kemampuan secara fisik, finansial, dan spiritual untuk berangkat ke Baitullah.

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali-Imran:97).

Kurban haji memiliki tata cara yang tidak boleh terlewat. Sebelum kita membahas bagaimana tata caranya, mari berkenalan terlebih dahulu dengan jenis ibadah haji serta memahami bagaimana rukunnya.

1. Jenis yang Pertama Adalah Haji Ifrad

Ilustrasi-Infografis-Jenis-Haji-dan-Penjelasannya

Haji Ifrad merupakan susunan ibadah yang mendahulukan haji daripada umrah. Jemaah melakukan ibadah haji sebelum umrah. Jika menjalani Haji Ifrad, disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, tidak dikenakan dam. Kurban haji yang disembelih tidak dijadikan alat pembayaran dam (denda).

2. Haji Qiran, Umrah dan Haji Dilakukan Bersamaan

jenis-haji

Haji Qiran yaitu menjalani proses ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersamaan. Niat ibadahnya dilakukan untuk haji dan umrah. Seluruh amalan ritual dilakukan seperti ihram, thawaf, sa’i, melempar jumrah, dan mabit. Kecuali wukuf di arafah hanya diniatkan untuk haji, karena dalam umroh tidak ada hukum wukuf. Seseorang yang menjalani ibadah Haji Qiran maka diwajibkan membayar dam atau denda.

3. Haji Tamattu’ Dilakukan Oleh Jamaah yang Tiba Lebih Dahulu

protokol-kesehatan-haji

Haji Tamattu’ merupakan ibadah umroh yang dilakukan terlebih dahulu daripada ibadah haji. Biasanya untuk jemaah yang umroh, tiba lebih dahulu sebelum waktu haji tiba. Setelah selesai umrah, para jemaah menunggu hingga waktu menunaikan ibadah haji tiba, yaitu pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ada kewajiban membayar dam atau kurban haji, ketika melaksanakan Haji Tamattu’.

Rukun Ibadah Haji

Setelah memahami jenis haji dan dam yang berlaku, mari kita pahami bagaimana rukun haji yang berlaku? Sebab ada denda juga bagi jemaah yang tidak melaksanakan rukun haji dengan benar. Berikut ini adalah rukun yang harus dilakukan untuk menunaikan ibadah haji.

Baca Juga: Perbedaan Haji Umroh dan Rukunnya

1. Memulai Ihram dari Miqat

Ihram adalah rukun haji pertama

Ibadah haji dimulai dengan melaksanakan Ihram. Melafalkan niat dan mengenakan pakaian ihram sesuai miqat yang telah ditetapkan. Miqat terbagi menjadi dua, yaitu miqat zamani dan miqat makani. 

Miqat zamani terikat dengan ketetuan batas waktu melaksanakan haji. Dimulai dari tanggal 1 Syawal, hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan untuk umrah, miqat zamani berlaku sepanjang tahun.

Miqat makani adalah batas tempat untuk memulai niat dan ihram haji atau umrah. Miqat makani menjadi tempat untuk berpakaian ihram, mengucapkan niat, bertolak menuju Mekkah untuk thawaf dan sa’i. Tempat mulai miqat zamani telah ditentukan oleh masing-masing daerah, yang telah ditentukan dalam aturan fikih.

2. Thawaf dan Sa’i

Thawaf mengelilingi kabah adalah rukun haji

Setelah tiba di Mekkah, jemaah haji dan umroh melakukan thawaf dan sa’i. Thawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah dengan arah yang berlawanan jarum jam. Bila memungkinkan jemaah dapat mencium batu hajar aswad. Namun, bila kondisi terlalu padat, jemaah dapat mensejajarkan kaki kemudian mencium tangan sendiri.

Ketika thawaf dilakukan, dilarang menyantap makanan namun masih diperbolehkan minum untuk mengurangi risiko dehidrasi. Setelah thawaf, dilanjutkan dengan sa’i yaitu berjalan atau berlari tujuh kali di antara bukin shofa dan marwah. Lokasinya dekat dengan Ka’bah. 

3. Tiba di Mina

sai antara shafa dan marwa sebanyak tujuh kali

Setelah shalat pagi, jemaah pergi menuju Mina, jemaah menghabiskan waktu untuk shalat dari tengah hari hingga petang. Hal ini berlangsung pada tanggal 8 Dzulhijjah.

4. Wukuf di Arafah

wukuf di padang Arafah di bulan Dzulhijjah sebelum Idul Adha

Tanggal 9 Dzulhijjah sebelum siang hari, jemaah haji tiba di Arafah. Untuk jemaah umroh tidak ada rukun wukuf, sebab wukuf hanya dilakukan pada sehari sebelum Idul Adha. Wukuf dilakukan dengan berdoa, mengingat dosa masa lalu, mengamati kebesaran Allah, serta mendengar nasihat agama di dekat Jabal al-Rahmah. Wukuf dilakukan hingga matahari terbenam. 

5. Mabit di Muzdalifah

Prosesi Kurban Haji Mabit di Muzdalifah

Setelah melakukan wukuf di Arafah, jamaah menginap di Muzdalifah. Muzdalifah adalah padang pasir yang berada di antara Padang Arafah dan Mina. Para jamaah tidur di alas langsung menghadap ke langit. Keesokan harinya jemaah haji berangkat menuju Mina sebelum matahari terbit, untuk melempar jumrah.

6. Melempar Jumrah pada 10 Dzulhijjah Sebelum Kurban Haji

Lempar jumroh untuk kurban haji

Seusai mabit, jemaah haji kembali ke Mina untuk melempar jumrah masing-masing tujuh kerikil. Dilakukan dari matahari terbit Idul Adha hingga waktu maghrib tiba. 

7. Kurban Haji di Mekkah

Setelah melempar jumrah, jemaah haji melakukan kurban haji atau menyembelih hewan kurban. Hal ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Caranya dapat dilakukan dengan menyembelih sendiri-sendiri, atau mengatur bersama penyembelihan. 

8. Mencukur Rambut dan Memotong Kuku Setelah Kurban Haji

Mencukur dan memotong rambut setelah kurban haji

Setelah berkurban, jemaah haji melakukan ritual selanjutnya yaitu mencukur rambut dan memotong kuku. Untuk jemaah laki-laki mencukur rambut hingga habis, sedangkan jemaah perempuan memotong sebagian rambutnya. 

9. Tawaf Al-Ifaadah

Tawaf Al Ifadhah sebagai penutup haji

Seusai melakukan ritual cukur rambut, jemaah haji kembali mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah untuk melaksanakan Tawaf Al-Ifaadah. Sebagai simbol menunjukkan cinta kepada Allah. Pada malam harinya waktu dihabiskan di Mina.

10. Kembali Melempar Jumrah di Mina

Ilustrasi haji

Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, dimulai siang hari, jemaah haji melempar jumrah di dua dari tiga pilar yang berada di Mina. Lempar jumrah dilakukan hingga matahari terbenam. Setelah melakukan lempar jumrah, jemaah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam untuk pergi ke Mekkah.

11. Melaksanakan Tawaf al-Wadaa di Mekkah

apa itu Tawaf wada

Terakhir dalam proses menjalankan ibadah haji, jemaah melaksanakan tawaf al-wadaa atau bisa disebut sebagai tawaf perpisahan. Dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali melawan arah jarum jam. Disunnahkan untuk mencium dan menyentuh Ka’bah.

Ketentuan Dam Dalam Kurban Haji

Dam menurut pendekatan bahasa artinya adalah darah. Menurut istilah, dam memiliki arti ‘mengalirkan dara’ atau menyembelih hewan kambing, sapi, atau unta, dalam memenuhi ketentuan manasik haji. Dam terbagi menjadi dua, yaitu Dam Nusuk dan Dam Isaah.

Dam Nusuk dikenakan kepada orang yang mengerjakan haji tamattu’ dan haji qiran. Sedangkan Dam Isaah adalah denda yang dikenakan kepada jemaah yang melanggar aturan atau melakukan kesalahan saat waktu haji. Dam Nusuk dibayar bukan karena melakukan kesalahan, lain halnya Dam Isaah ditunaikan untuk menebus kesalahan karena tidak mengerjakan wajib haji sesuai ketentuan.

“… Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Baqarah ayat 196)

1. Hukum Membayar Dam Kurban Haji

Saat membayar dam, ada ulama yang membolehkan niat membayar dam sekaligus untuk kurban. Sehingga penyembelihan hewan dilakukan dapat diniatkan sekaligus untuk bayar dam. 

Penyembelihan hewan kurban untuk membayar dam, menurut fatwa MUI No. 41 Tahun 2011, wajib dilakukan di tanah haram. Daging kurban diberikan ke fakir miskin yang berada di Mekkah. Tidak sah hukumnya apabila menyembelih kurban di luar tanah haram. Namun, bila ada pertimbangan kemashlahatan yang lebih, maka daging yang disembelih dapat didistribusikan di luar tanah haram.

Jika jamaah haji tidak mampu membayar dam, maka dapat diganti dengan berpuasa selama 10 hari. Tiga hari di tanah haram, dan tujuh hari di tanah air Indonesia

2. Tata Cara Kurban Haji

Berikut adalah cara pelaksanaan kurban haji yang dapat dipilih oleh jemaah haji:

  • Membeli di Pasar

Jemaah haji dapat membeli kambing di pasar dan minta disembelihkan, dengan menyaksikan proses penyembelihan, kemudian menyalurkan daging kurban tersebut ke fakir miskin. Penyaluran kurban dapat dititipkan ke si Pedagang, ataupun menyalurkan sendiri.

  • Menitipkan Kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

Pembayaran dam satu ekor kambing dibeli secara kolektif, kemudian dititipkan kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Pastikan bahwa KBIH telah memenuhi ketentuan pembayaran dam dan fikihnya.

  • Titip Pembelian Dam Kepada Muslim Indonesia yang Tinggal di Arab

Kurban haji juga dapat dititipkan kepada penduduk muslim Indonesia yang berada di Arab. Jika Sahabat memiliki kenalan, dapat menitipkan kepadanya. Dengan catatan pastikan orang tersebut paham ketentuan pembayaran dam dan fikihnya, serta amanah menjalankan titipan. 

  • Melalui Bank Pemerintahan Arab, Bank Rajhi

Jemaah haji juga dapat membayar dam langsung melalui Bank Pemerintahan Arab. Bank ini telah ditunjuk resmi untuk mengelola dam haji, yaitu bank Rajhi.

  • Membeli Voucher Kurban di Mekkah

Pada awal kedatangan ke Mekkah, jemaah haji dapat membeli voucher kurban di Mekkah. Jasa untuk menyembelih hewan kurban pada hari ke sepuluh Dzulhijjah, tanpa disaksikan oleh pemiliknya. Kemudian daging dikemas dan didistribusikan kepada fakir dan miskin.

Berkurbanlah Bila Mampu, Di Manapun Berada

Jual Hewan Kurban Online Dompet Dhuafa

Demikianlah penjelasan tata cara kurban dalam ibadah haji. Bila Sahabat sedang menunaikan ibadah haji dan umroh, ketika membayar dam, pastikan orang-orang yang ditanggung oleh Sahabat tidak menjadi kesusahan dalam nafkah. Di belah bumi manapun berada, selama memiliki kemampuan finansial yang baik, hendaknya berkurban.

Dengan berkurban, ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh secara individu maupun sosial. Ikut bentangkan kebaikan melalui kurban bersama Dompet Dhuafa, klik banner berikut ini.

3 Cara Mudah Kurban ke Pelosok Indonesia

Kurban di Indonesia memiliki banyak sekali manfaat. Tidak hanya dirasakan oleh umat muslim yang menjalani ibadah kurban, melainkan memiliki efek secara ekonomi dan sosial kepada masyarakat luas. Apalagi bila hasil daging kurban ditebar secara menyeluruh dan luas ke pelosok Indonesia.

Kurban Indonesia memiliki banyak sekali manfaat. Berikut penjelasan rinci tentang keuntungan yang dapat diperoleh bila berkurban hingga ke pelosok Indonesia.

1. Manfaat Kurban Indonesia Spiritual Bagi Umat Muslim

Kurban Indonesia Spiritual bagi umat Islam

Ada banyak makna dari balik peristiwa kurban. Bila kita hayati, betapa kurban mengingatkan kita untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Kurban pertama kali Allah perintahkan kepada anak-anak Nabi Adam. Kala itu Nabi Adam memohon pertolongan Allah lantaran Habil dan Qabil saling bertengkar memperebutkan Iqlima sebagai calon istri mereka. 

Kemudian Allah memberikan perintah kepada Habil dan Qabil untuk membawa kurban. Habil membawa kurban terbaiknya dari peternakan, sedangkan Qabil membawa sayuran yang sudah tidak bagus dari hasil pertaniannya. Allah hanya menerima kurban dari Habil, dan tidak menerima kurban dari Qabil. Dari kisah Habil dan Qabil, dapat kita tarik hikmah bahwa hamba yang tulus dan bersungguh-sungguh akan diterima Allah di sisi terbaik. Seperti halnya Habil yang memiliki keimanan dan kesungguhan ketika menjalankan perintah kurban.

Peristiwa kurban juga mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih anak semata wayangnya, Nabi Ismail. Dipenuhi rasa takut akan kehilangan anaknya, namun demi menjalankan perintah Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saling yakin bahwa perintah Allah adalah jalan yang harus dipenuhi. 

Baca Juga: Benarkah Sejarah Qurban Ada Sejak Zaman Nabi Adam?

Kemudian tibalah hari di mana Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya. Karena ketaatan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail pun digantikan dengan seekor domba. Allah memerintahkan untuk menyembelih domba tersebut, dan menyantapnya bersama-sama sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah.

Kurban mengajarkan kita untuk bersungguh-sungguh beriman kepada Allah. Serta mengajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Apalagi bila kurban yang kita tunaikan, dapat membantu saudara seiman di pelosok Indonesia yang sulit memperoleh daging kurban. Mengingatkan kita untuk terus bersyukur dengan segala kecukupan yang dimiliki.

2. Kurban Indonesia Meningkatkan Ekonomi Bagi Peternak Hewan

Manfaat-kurban-lewat-lembaga-dompet-dhuafa

Hewan kurban disyariatkan adalah binatang ternak yang memiliki kualitas terbaik. Makanan, minuman, serta kondisi psikologisnya terjaga. Hal ini akan sulit dipastikan apabila kita mengimpor hewan ternak dari luar negeri. Kita tidak tahu bagaimana kualitas hidup yang dialami oleh hewan ternak tersebut.

Lain hanya dengan memberdayakan petani lokal. Kurban Indonesia memiliki manfaat untuk meningkatkan ekonomi bagi peternak hewan. Dengan menggunakan jasa petani lokal, Sahabat maupun lembaga kurban dapat mengecek kualitas hewan kurban secara langsung dan berkala.

Membeli hewan kurban lokal akan memperkuat perputaran uang di sebuah daerah. Bila kita membeli hewan impor, maka perputaran uang justru akan meningkat di luar negeri. Kualitas hewan kurban yang terjaga, akan lebih segar ketika didistribusikan ke daerah pelosok Indonesia.

3. Menipiskan Gap Antara si Kaya dan Miskin

Teman-rekan-tetangga-sebagai-penerima-daging-kurban

Ada tiga golongan orang yang berhak menerima daging kurban. Pertama adalah orang yang berkurban beserta keluarganya. Kedua adalah tetangga dan kerabat dekat. Serta yang ketiga adalah golongan fakir dan miskin.

“supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj ayat 28).

Baca Juga: Cara Aman dan Nyaman Kurban Online di Tengah Pandemi

Berkurban ke pelosok Indonesia, dapat menipiskan gap antara si kaya dan si miskin. Sebab, daging kurban berhak untuk dinikmati oleh golongan ekonomi manapun. Sebagai simbol bahwa walaupun berada dalam kondisi ekonomi atas, menengah, ataupun bawah, semuanya sama di hadapan Allah. Semuanya berhak memakan daging kurban.

Kurban Indonesia juga membantu Sahabat menyambung tali silaturahmi dengan saudara seiman yang lokasinya jauh dari tempat tinggal. Silaturahmi tersambung dari daging kurban yang Sahabat persembahkan kepada mereka yang membutuhkan.

4. Meningkatkan Kebutuhan Gizi Kaum Dhuafa

Fakir-miskin-sebagai-penerima-daging-kurban-1

Daging memiliki manfaat gizi yang tinggi. Seperti kalori, protein, kalsium, hingga vitamin. Kaum dhuafa jarang sekali makan daging, karena harganya yang cukup mahal. Itulah mengapa sering kita temui kaum dhuafa dalam kondisi tubuh yang kurang berisi. Berkurban ke pelosok Indonesia secara tidak langsung dapat membantu kebutuhan gizi kaum dhuafa. Apalagi bagi mereka yang jarang makan daging, dan sulit mendapatkan akses untuk memperoleh daging.

Cara Mudah Berkurban ke Pelosok Indonesia

Dompet Dhuafa dapat membantu Sahabat dengan mudah untuk menebar kebaikan kurban sampai ke Pelosok Indonesia. Sebab Dompet Dhuafa merupakan lembaga yang sudah berpengalaman selama membentang kurban Indonesia selama 27 tahun. Ini yang dapat Sahabat peroleh bila berkurban di Dompet Dhuafa.

1. Lembaga Amanah

Tips kurban online dari lembaga kredibel

Selama 27 tahun, Dompet Dhuafa dipercaya untuk menjadi pengelola hewan kurban yang diamanahkan oleh Sahabat. Lebih dari 200 ribu hewan kurban telah terdistribusi penjuru dunia. Dengan memberdayakan peternak lokal, hewan kurban yang disembelih dapat diawasi secara berkala, dan terjadi kualitasnya.

Selain itu, Dompet Dhuafa sangat memperhatikan mutu hewan kurban melalui empat parameter yaitu bobot hidup, kesehatan dan fisik, pelaksanaan pemotongan, serta tepat sasaran. Proses Quality Control selalu dilaksanakan Dompet Dhuafa memastikan Ibadah kurban anda berkualitas. Mulai dari fase pengadaan sampai pemotongan yang sesuai syariat.

2. Berkurban di Dompet Dhuafa Sangat Mudah dan Cepat

hewan-kurban-online-dompet-dhuafa

Berkurban dengan menitipkan kepada wakil, hukumnya diperbolehkan. Bisa disebut sebagai wakalah, yang mana Allah telah menjelaskan bahwa wakalah diperbolehkan dalam surat Al-Kahfi ayat 19 yang artinya, “…Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini dan hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu.”

Seiring perkembangan zaman, online sangat mempermudah transaksi dan mempercepat jalur komunikasi. Sehingga, walaupun dalam kondisi pandemi Covid19 yang mensyaratkan kita semua untuk menghindari kerumunan, kurban online menjadi alternatif mudah untuk menjalankan ibadah.

Setiap Sahabat yang berkurban di Dompet Dhuafa, akan mendapatkan laporan secara lengkap. Panitia kurban akan selalu memberikan laporan terbaru mengenai penyembelihan hewan kurban. Sistem pembayaran dapat ditempuh dengan tiga cara, jemput donasi, transfer bank, atau online payment yang memiliki kecepatan dalam verifikasi transaksi.

3. Berkah Kurban Ke Pelosok Indonesia

peta-distribusi-tebar-hewan-ternak-dompet-dhuafa

Melalui Dompet Dhuafa, Sahabat dapat turut berkontribusi menyalurkan berkah kurban hingga ke pelosok Indonesia. Khususnya disalurkan Wilayah Miskin, Tertinggal, Pedalaman, Wilayah Bencana atau Rentan Konflik, serta bagi mereka yang belum pernah menikmati daging hewan kurban. 

Secara tidak langsung, kurban yang Sahabat tunaikan akan menjadi tali yang mempererat solidaritas Islam dari berbagai daerah. Berbagi ke tempat yang lebih luas, menjadi bagian dari bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Berkurban di Dompet Dhuafa menjadi pilihan cara mudah berkurban ke pelosok Indonesia. Manfaatnya dapat dirasakan bagi banyak pihak. Ikut membentang kebaikan dengan klik banner di bawah ini.

8 Perbedaan Kurban dan Aqiqah Menurut Al-Quran dan Hadis

Perbedaan kurban dan aqiqah nampaknya masih menjadi pertanyaan yang membingungkan di masyarakat. Hal itu sangat wajar mengingat keduanya sama-sama berhukum sunnah muakkad. Dan secara dhohir keduanya juga memiliki kesamaan menyembelih hewan. Walau memiliki beberapa persamaan, nyatanya kurban dan aqiqah sangatlah berbeda lho.

Secara bahasa, kurban berarti dekat. Maksudnya, kurban adalah ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah, kurban yaitu menyembelih hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada Hari Raya Haji atau Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tiga hari tasyriq setelahnya 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Baca juga: Intip 5 Hikmah dan Makna Kurban yang Jarang Disadari

Berbeda dengan kurban, pengertian aqiqah secara bahasa adalah memotong. Ibadah ini dilaksanakan oleh orang tua dalam rangka syukuran atas kelahiran anak mereka. Selain menyembelih hewan, mereka juga memotong rambut bayi dan mentahniknya. Agar lebih jelas, berikut ini adalah 8 perbedaan kurban dan aqiqah menurut Al-Quran dan Hadis, yaitu:

1. Tujuan Disyariatkannya

tujuan disyariatkan kurban dan aqiqah

Perbedaan kurban dan aqiqah yang pertama adalah dari sisi tujuan syariatnya. Di mana kurban dilaksanakan dalam rangka memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Sebagaimana tercatat dalam Al-Quran,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”  Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Shafaat: 102).

Sedangkan Aqiqah dilaksanakan oleh orang tua dalam rangka bersyukur atas kelahiran buah hatinya. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadis HR. Bukhori. No 5049:

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ وَقَالَ حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ وَقَتَادَةُ وَهِشَامٌ وَحَبِيبٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ عَاصِمٍ وَهِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَاهُ يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ قَوْلَهُ وَقَالَ أَصْبَغُ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ حَدَّثَنَا سَلْمَانُ بْنُ عَامِرٍ الضَّبِّيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’man berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Sulaiman bin Amir. Ia berkata,

“Pada anak lelaki ada kewajiban aqiqah.”

Baca Juga: Cara Aman dan Nyaman Kurban Online di Tengah Pandemi

Dan-Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Ayyub dan Qatadah dan Hisyam dan Habib dari Ibnu Sirin dari Salman dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan-berkata tidak satu orang dari Ashim dan Hisyam dari Hafshah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Adl Dlabiyyi dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Yazid bin Ibrahim juga menceritakan dari Ibnu Sirin dari Salman perkataannya, dan Ashbagh berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari Jarir bin Hazim dari Ayyub As Sakhtiyani dari Muhammad bin Sirin berkata, telah menceritakan kepada kami Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata.

Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada anak lelaki ada kewajiban ‘aqiqah, maka potongkanlah hewan sebagai aqiqah dan buanglah keburukan darinya.” (HR. Bukhori. No 5049)

2. Jenis Hewan yang Digunakan

Perbedaan kurban dan aqiqah selanjutnya adalah mengenai jenis hewan yang digunakan. Untuk kurban jenis hewan yang digunakan ada 3, yaitu: unta, sapi, dan kambing atau domba. Sedangkan pada aqiqah, jenis hewan yang disembelih hanyalah kambing atau domba saja. Untuk kondisi hewan yang dikurbankan relatif sama, yaitu sehat dan tidak cacat.

كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ

Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ada seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya. (HR. Tirmidzi No. 1505)

وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: – “أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا  وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي” – رَوَاهُ اَلْخَمْسَة ُ . وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان َ

Dari Al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai tidak punya sumsum tulang.” (HR. Abu Daud No. 2802)

3. Jenis Hewan yang Disembelih

Mengenai jumlahnya, terdapat perbedaan kurban dan aqiqah, yaitu satu ekor sapi atau unta boleh dijadikan kurban untuk 7 orang, dan kambing atau domba hanya boleh untuk 1 orang. Namun niat dan pahalanya boleh diniatkan untuk diberi kepada satu keluarga.

perbedaan aqiqah dan kurban

Sedangkan, untuk aqiqah jumlahnya disesuaikan dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Untuk bayi laki-laki disunnahkan menyembelih 2 ekor kambing atau domba. Sedangkan untuk bayi perempuan jumlahnya hanya 1 ekor kambing atau domba.

مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَنْسُكْ ، عَنْ الْغُلامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ ، وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ

“Siapa yang dikarunia seorang anak, dan dia ingin menyembelih untuknya, hendaknya dia menyembelih. Untuk anak lelaki dua kambing yang cukup. Dan untuk anak wanita satu kambing.” (HR. Albany)

4. Perbedaan Kurban dan Aqiqah pada Waktu Penyembelihan

Perbedaan kurban dan aqiqah berikutnya adalah waktu penyembelihan. Ibadah kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan dilanjutkan dengan Hari Tasyrik 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sedangkan, Aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan. .

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Daud No. 2838)

5. Perbedaan Kurban dan Aqiqah Pada Jumlah Pelaksanaan yang Disyariatkan

Perbedaan kurban dan aqiqah ada pada pelaksanaannya

Perbedaan kurban dan aqiqah jika dilihat dari jumlah pelaksanaannya adalah untuk kurban dilaksanakan setahun sekali, bagi muslim yang memiliki kecukupan rezeki dan tidak dibatasi berapa jumlah hewan yang dapat dikurbankan. Sedangkan untuk aqiqah, dilaksanakan hanya sekali seumur hidup yaitu pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan. Dan jika sudah melaksanakannya maka tidak perlu melakukannya lagi.

6. Upah Bagi Penyembelih

Pada kurban, orang yang menyembelih tidak diberikan upah, biasanya hanya menerima daging dari hewan kurban yang ia sembelih. Dan untuk aqiqah, penyembelih hewan aqiqah boleh meminta upah kepada yang orang yang melaksanakan aqiqah.

7. Pemberian Daging

perbedaan kurban dan aqiqah - Fakir miskin sebagai penerima daging kurban

Dalam pemberian daging, juga terdapat perbedaan kurban dan aqiqah. Di mana untuk kurban, sepertiga daging menjadi hak pekurban, dan boleh dinikmati. Dan selebihnya penerima daging kurban diutamakan untuk kaum dhuafa dan fakir miskin.

“Maka makanlah sebagiannya (daging kurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.” (QS.Al-Hajj:36)

Berbeda dengan kurban, daging aqiqah diberikan dalam keadaan matang dan siap dinikmati. Dan tidak ada ketentuan khusus, boleh untuk siapa saja, baik itu saudara, tetangga, ataupun fakir miskin.

8. Perbedaan Kurban dan Aqiqah pada Wujud Daging yang Diberikan

Seperti yang sudah lazim kita ketahui, pembagian daging kurban selalu dalam kondisi mentah. Hal ini sangat berbeda dengan daging aqiqah yang justru harus dalam keadaan matang. Biasanya daging aqiqah diolah menjadi sate ataupun gulai, dan dilengkapi dengan nasi, sayur dan buah saat akan diberikan kepada orang lain.

Demikianlah 8 perbedaan kurban dan aqiqah menurut Al-Quran dan Hadis. Semoga dapat menambah informasi dan juga semangat melaksanakan ibadah kurban dan aqiqah.

Baca Juga: Simak! Inilah Tata Cara Kurban Haji yang Tidak Boleh Terlewat

Menjelang hari raya Idul Adha, Dompet Dhuafa juga telah menyediakan layanan kurban yang mempermudah masyarakat dan memberikan manfaat yang luas, bahkan penerimanya menjangkau seluruh pelosok negeri. Tunggu apa lagi, yuk segera berkurban di Dompet Dhuafa!

Bacaan Sholat Idul Adha Lengkap dengan Arti dan Tata Caranya

Lupa dengan bacaan sholat Idul Adha? Tenang saja, masih ada waktu untuk menghafalnya. Ya, sholat Idul Adha memang sering kali terlupa oleh beberapa orang. Hal ini karena pelaksanaannya hanya sekali dalam satu tahun, Namun, sebenarnya kita tidak perlu khawatir, karena pelaksanaan sholat Idul Adha tidak jauh berbeda dengan sholat lima waktu.

Perbedaannya mungkin hanya terdapat pada niatnya, dan adanya takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali pada rakaat kedua. Jumlah rakaat sholat Idul Adha adalah dua rakaat. Selain menghafal bacaan sholat Idul Adha, kita juga perlu melaksanakan beberapa sunah pada saat sebelum sholat Idul Adha.

Misalnya, jika pada sholat Idul Fitri dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat, untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu. Sebelum melakukan sholat Idul Adha sangat dianjurkan untuk mandi dan menggunakan pakaian terbaik. Dan juga disunahkan untuk melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda pada solat ied.

Baca Juga: 4 Puasa Sunnah Istimewa Sebelum Idul Adha

Tata cara dan bacaan sholat Idul Adha haruslah dilakukan dengan benar sesuai sunah. Selain itu, bagi pelaksana sholat Idul Adha di masjid atau di lapangan, juga harus mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Lantas, bagaimana tata cara dan bacaan sholat Idul Adha? Simak ulasannya ya!

Bacaan Sholat Idul Adha (Niat)

Karena Idul Adha tahun ini masih dalam masa pandemi, tiap muslim bisa memilih hendak melakukan sholat Idul Adha sendiri, bersama keluarga, atau berjamaah di masjid/lapangan. Keputusannya bergantung dari jumlah kasus dan tingkat penularan virus corona di lingkungan setempat.

Berikut bacaan niat sholat Idul Adha untuk sendiri dan berjamaah:

  1. Niat sholat Idul Adha Berjamaah

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

  1. Niat sholat Idul Adha sendiri

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Idhul Adha

Tak lengkap rasanya jika hanya mengetahui bacaan sholat Idul Adha saja, muslim juga harus tahu bagaimana tata cara sholat Idul Adha, yang akan digelar beberapa waktu mendatang. Dan berikut ini urutan tata cara sholat Idul Adha:

  1. Membaca niat
  2. Takbiratul Ihram
  3. Membaca Doa Iftitah

Allahu Akbar, Kabiiraw walhamdu lilaahi katsiran wa subhaanallaahi bukrataw wa’ashiila, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin, Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiin, Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina.

Artinya:

“Segala puji yang sebanyak banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang orang yang menyekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagiNya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang orang yang berserah diri.”

  1. Takbir tujuh kali di rakaat pertama

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

  • Setelah takbir ketujuh membaca Surat Al-Fatihah
  • Membaca salah satu surat atau ayat dalam Al Quran
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Bangkit dari sujud dan bertakbir
  • Takbir lima kali untuk rakaat kedua, di antara takbir membaca kalimat tasbih sama seperti sebelumnya
  • Membaca surah Al-Fatihah
  • Membaca salah satu surat atau ayat dalam Al Quran
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Duduk tasyahud akhir
  • Salam
  • Mendengarkan khotbah

Dengan mengingat kembali serta menghafal bacaan sholat Idul Adha dan tata caranya, Insya Allah akan memaksimalkan ibadah Idul Adha kita beberapa waktu mendatang.

Selain mempersiapkan hal tersebut, jangan lupa juga untuk menunaikan ibadah kurban bagi yang mampu. Tak perlu khawatir karena pandemi membatasi, kini kurban bisa ditunaikan di mana saja dan kapan saja, melalui layanan kurban online terpercaya Dompet Dhuafa. Yuk, segera berkurban!

Tata Cara Kurban Saat Pandemi dalam Islam

Hari raya Idul Adha tahun ini nampaknya masih sama dengan tahun kemarin. Di mana kita harus merayakan Lebaran Haji di tengah suasana pandemi. Biar ibadah kurban semakin maksimal, jangan lupa untuk perhatikan tata cara sembelih kurban saat pandemi berikut ini ya!

Pada dasarnya Islam telah mengatur tata cara kurban sedemikian rupa, agar ibadah mulia yang kita lakukan di bulan Dzulhijjah ini bisa memberikan manfaat yang luar biasa, baik kepada pekurban ataupun penerima kurban.

Secara harfiah, kata ‘kurban’ berasal dari kata ‘kurbani’ yang berarti dekat. Dalam bahasa Arab, hewan penyembelihan dikenal dengan istilah Udhiyah atau Dhahiyyah yang merujuk pada unta, sapi, dan kambing.

Baca juga: Simak! Inilah Tata Cara Kurban Haji yang Tidak Boleh Terlewat

Kegiatan menyembelih hewan kurban dilaksanakan sesuai dengan tata cara kurban yaitu pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) setelah salat Id dan dilanjutkan sampai tiga hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Menyembelih kurban tak hanya dilakukan sebagai cara untuk menyempurnakan ibadah, namun juga memperingati kisah Nabi Ibrahim saat mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih putranya, Ismail.

Keutamaan dalam ibadah kurban yang dilaksanakan setahun sekali ini juga tergambar dalam hadist Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami,” (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Fatwa MUI tentang Tata Cara Kurban Saat Pandemi

Karena Idul Adha 2021 ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19, masyarakat diimbau untuk tetap menaati protokol kesehatan dan mematuhi tata cara kurban saat pandemi yang dianjurkan, termasuk dalam prosesi penyembelihan kurban dan pembagian dagingnya.

Laki-laki muslim yang berkurban disunahkan untuk menyembelih sendiri hewan kurbannya, jika ia mampu. Namun, jika ia belum mampu, boleh menyerahkan proses penyembelihan ke rumah jagal terpercaya yang menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan muslimah yang berkuban disunahkan untuk mewakilkan penyembelihan hewan kepada yang mampu.

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengajurkan protokol kesehatan yang harus dijalankan, yang tertuang dalam Fatwa Nomor 36 Tahun 2020 tentang Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Wabah Covid-19.

Baca Juga: Jenis Hewan Kurban dan 7 Syarat Sah yang Wajib Diperhatikan

Poin-poin protokol kesehatan dan tata cara sembelih kurban saat pandemi sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 36 Tahun 2020 adalah

  1. Orang-orang yang terlibat dalam proses penyembelihan harus saling jaga jarak (physical distancing) dan mencegah terjadinya kerumunan.
  2. Selama kegiatan penyembelihan kurban berlangsung, panitia pelaksana harus menjaga jarak fisik, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun di area penyembelihan, setiap akan mengantarkan daging kepada penerima, dan sebelum pulang ke rumah.
  3. Penyembelihan kurban dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan rumah potong hewan dengan menjalankan ketentuan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal.
  4. Apabila memang tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan rumah potong hewan maka penyembelihan kurban boleh dilakukan di area khusus dengan memastikan pelaksanaan protokol kesehatan, aspek kebersihan, dan sanitasi, serta kebersihan lingkungan.
  5. Pelaksanaan penyembelihan kurban bisa mengoptimalkan keleluasaan waktu selama empat hari, mulai setelah pelaksanaan salat Iduladha, 10 Zulhijjah hingga sebelum maghrib pada 13 Zulhijjah.
  6. Pendistribusian daging kurban dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Selain Fatwa MUI, Pemerintah juga telah mengeluarkan pedoman penyembelihan dan tata cara kurban di tengah pandemi yang tertera dalam Surat Edaran Nomor SE. 18 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Tahun 1441 H Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.

Pedoman ini diberlakukan agar penyembelihan hewan kurban berjalan lancar, aman, dan terbebas dari penyebaran Covid-19. Berikut panduan dan syarat yang perlu diperhatikan saat menyembelih hewan kurban:

Tata Cara Kurban Menerapkan Protokol Kesehatan

Sebelum penyembelihan dimulai, panitia dan penyelenggara wajib mengukur suhu tubuh di pintu masuk yang dilakukan oleh petugas. Panitia harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan selama berada di area penyembelihan. Tak hanya itu, panitia wajib mengedukasi panitia lainnya untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut. Panitia juga diwajibkan untuk mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin.

1. Menjaga jarak

Memotong hewan kurban di area yang luas dan memungkinkan untuk menerapkan jaga jarak atau physical distancing. Selain itu, penyelenggara juga wajib mengatur kepadatan dan kerumunan di lokasi penyembelihan. Panitia wajib menjaga jarak saat memotong, menguliti, mencacah, mengemas hingga mendistribusikan daging kurban.

2. Memperhatikan Kebersihan Alat

Saat memotong, menguliti, mencacah, panitia harus memperhatikan kebersihan peralatan. Salah satunya dengan menyemprotkan disinfektan ke seluruh peralatan sebelum dan sesudah digunakan. Satu alat harus digunakan oleh satu orang. Apabila panitia terpaksa meminjam peralatan lain, maka harus disemprotkan disinfektan.

Dengan mengetahui pedoman dan tata cara kurban saat pandemi, semoga ibadah kurban dan perayaan Idul Adha tahun ini bisa berjalan dengan maksimal.

Alhamdulillah, Dompet Dhuafa juga telah menyediakan layanan kurban online untuk memudahkan masyarakat yang ingin beribadah kurban di masa pandemi. Detailnya, langsung cek di sini!

Trend dan Panduan Kurban

[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][et_pb_row _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” column_structure=”2_5,3_5″ hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][et_pb_column _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” type=”2_5″][et_pb_image src=”https://kurban.dompetdhuafa.org/wp-content/uploads/2021/06/Panduan-Fiqih-Kurban.jpg” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” title_text=”Panduan Fiqih Kurban” align=”center” width=”100%” width_last_edited=”off|desktop” height=”357px” box_shadow_style=”preset4″ hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][/et_pb_image][/et_pb_column][et_pb_column _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” type=”3_5″][et_pb_cta title=”BUKU SEPUTAR KURBAN” button_text=”DOWNLOAD” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” custom_button=”on” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ button_text_last_edited=”on|desktop” background_color=”#258c5a” button_url=”https://dompet-dhuafa-5cz.mailtrgt.com/panduan-kurban” url_new_window=”on” button_text_color=”#FFFFFF” header_font=”||||||||” header_text_color=”#CBD54E” button_text_size=”14px”]

Berikut ini kami sajikan PANDUAN KURBAN yang informatif dan komprehensif. Harapan kami, PANDUAN KURBAN ini bisa menjadi pegangan bagi setiap muslim. Semoga dengan semakin banyak masyarakat yang berkurban, maka semakin banyak pula manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Tentu-nya, melalui program-program yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.

[/et_pb_cta][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_column _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” type=”4_4″][et_pb_divider _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” divider_style=”dashed” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][/et_pb_divider][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” column_structure=”2_5,3_5″ hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][et_pb_column _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” type=”2_5″][et_pb_image src=”https://kurban.dompetdhuafa.org/wp-content/uploads/2021/06/Trend-Kurban-2021-1.jpg” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” title_text=”Trend Kurban 2021″ align=”center” width=”100%” width_last_edited=”off|desktop” height=”225px” box_shadow_style=”preset4″ hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][/et_pb_image][/et_pb_column][et_pb_column _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” type=”3_5″][et_pb_cta title=”TREND, PERMASALAHAN & TANTANGAN KURBAN DI TAHUN 2021″ button_text=”DOWNLOAD” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” custom_button=”on” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ button_text_last_edited=”on|desktop” background_color=”#09419b” button_url=”https://dompet-dhuafa-5cz.mailtrgt.com/trend-kurban-2021″ url_new_window=”on” button_text_color=”#FFFFFF” header_font=”||||||||” header_text_color=”#CBD54E” button_text_size=”14px” button_bg_color=”#0C71C3″ button_bg_enable_color=”on”]

Berikut ini kami sajikan TREND KURBAN 2021 yang informatif dan komprehensif. Harapan kami, panduan kurban ini bisa menjadi pegangan bagi setiap muslim. Semoga dengan semakin banyak masyarakat yang berkurban, maka semakin banyak pula manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Tentu-nya, melalui program-program yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.

[/et_pb_cta][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]