Hebatnya Niat dan Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Sangat rugi bila kita tidak tahu niat dan keutamaan Puasa Arafah. Sebab di dalamnya ada hal-hal luar biasa yang dapat memberikan dampak baik bagi diri di dunia maupun akhirat. Mari kita berkenalan dengan hebatnya niat keutamaan Puasa Arafah, simak ulasan berikut ini.

Mengenal Niat Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah memiliki hukum Sunnah Muakkad, ibadah yang sangat dianjurkan. Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, atau biasa disebut sebagai Hari Arafah. Ibadah Puasa Arafah disunnahkan bagi umat muslim, yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah.

Bagi yang menjalankan ibadah haji, menurut Imam Syafi’i disunnahkan untuk tidak melaksanakan puasa Arafah. Hal ini berdasarkan hadits, “Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal tersebut didukung juga di dalam hadits lain yang berbunyi, “Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Perbedaan Haji Umroh dan Rukunnya

Sehingga secara hukum dapat kita tarik kesimpulan bahwa Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak menjalankan ibadah haji, sedangkan tidak disunnahkan bagi yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

Keutamaan Puasa Arafah yang Wajib Dicatat

Mencatat menjadi salah satu alternatif untuk mengingat. Ingatan yang kuat akan niat keutamaan Puasa Arafah, dapat membuat tekad untuk menjalankan amalannya jadi lebih kuat. Catat keutamaan puasa arafah berikut ini.

Niat Keutamaan Puasa Arafah Dapat Menghapus Dosa Dua Tahun

Keutaman Puasa Arafah menghapus dosa 2 tahun

Bagi siapa saja yang menjalankan ibadah Puasa Arafah, maka akan dapat dihapuskan dosa-dosanya selama dua tahun. Hal ini tertera dalam hadits yang berbunyi, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

Dosa yang dimaksud di dalam hadits, adalah dosa yang dilakukan pada tahun sebelumnya serta tahun saat menjalankan Puasa Arafah. Mayoritas ulama sepakat bahra dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil. Bila ternyata memiliki dosa besar, maka harapannya Puasa Arafah mampu meringankan hukuman dari dosa tersebut.

Baca Juga: 4 Puasa Sunnah Istimewa Sebelum Idul Adha

Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata, “Demikian juga ‘Puasa hari Arafah 9 Dzulhijjah menjadi kafarah (dosa) dua tahun, dan hari Asyura menjadi kafarah (dosa) setahun. Bila seruan ‘amin’-nya berbarengan dengan ‘amin’ para malaikat, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.’ Jawaban yang dikedepankan para ulama adalah bahwa setiap satu dari dari semua amal yang tersebut itu layak menjadi kafarah.

Jika terdapat dosa kecil yang mesti dihapus, maka amal itu akan menghapusnya. Tetapi jika tidak berhadapan dengan dosa kecil tetapi tidak dosa besar, maka amal itu akan menjadi catatan kebaikannya dan mengangkat derajatnya. Jika amal ibadah itu berhadapan dengan satu atau sekian dosa besar dan tidak dosa kecil, kita berharap amal ibadah itu dapat meringankan siksa atas dosa besar tesebut. Wallahu a’lam.”

Pahalanya Seperti Puasa Seribu Hari

Keutamaan puasa arafah

Selain dapat menghapus dosa, bagi muslim yang menjalankan niat keutamaan Puasa Arafah juga akan memperoleh pahala. Digambarkan dalam hadits riwayat Baihaqi, “Dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘(Keutamaan) Puasa hari Arafah seperti puasa 1000 hari (di luar hari Arafah).’”

Keutamaan Puasa Arafah seperti memperoleh puasa 1000 hari lamanya. Bila dikalkulasikan, satu hari Puasa Arafah dijalankan setara dengan berpuasa selama 33 tahun. Subhanallah, masya Allah!

Arafah Adalah Hari Pembebasan Manusia Dari Neraka

Amalan yang tidak Rasulullah Tinggalkan

Hari Arafah juga disebut sebagai hari pembebasan manusia dari Neraka. Hal ini diterangkan dalam hadits riwayat Muslim yang berbunyi, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka melebihi hari arafah.”

Amalan Sunnah yang Tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah

Hadist Puasa Arafah yang tidak pernah Rasulullah tinggalkan

“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)

Niat keutamaan Puasa Arafah dapat dilihat juga sebagai ibadah yang jarang ditinggalkan Rasulullah. Walaupun Rasulullah pernah tidak berpuasa Arafah saat melaksanakan wukuf haji. Namun setiap waktu Puasa Arafah tiba, Rasulullah sering menjalankannya sebagai puasa sunnah yang utama.

Baca Lafal Niat Keutamaan Puasa Arafah Sebelum Menunaikannya

Niat Puasa Arafah

Sebelum menunaikan ibadah Puasa Arafah, pastikan Sahabat telah meluruskan niat ibadah hanya kepada Allah. Adapun niat Puasa Arafah dapat dilafalkan pada hari sebelumnya ataupun saat memulai hari.

Lafal niat Puasa Arafah di hari sebelumnya: Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat Puasa Arafah Saat memulai hari: Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Hari Setelah Puasa Arafah

Sehari setelah Puasa Arafah merupakan Idul Adha. Hari Raya umat muslim di mana Allah memerintahkan untuk menyembelih hewan kurban, sesuai dengan syariat Islam. Kurban adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Hal ini diterangkan dalam hadits riyawat Tirmidzi, dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Hewan itu nanti pada hari kiamat akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan pahala kurban yang menetes pada suatu tempat sebelum menetes ke tanah. Maka hiasilah dirimu dengan ibadah kurban.” (HR.Al-Hakim, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).

Dalam momen kurban ini, Sahabat dapat ikut membentang kebaikan bersama Dompet Dhuafa. Kurban akan didistribusikan ke pelosok Indonesia, khususnya kaum fakir dan miskin. Klik banner berikut untuk menunaikan ibadah kurban.